Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan YME yang atas limpahan rahmat,
karunia serta hidayah-Nya
sehingga
penulis dapat
menyelesaikan Tugas Bahasa Indonesia. Terselesaikannya tugas ini tidak lepas dari bantuan
dan bimbingan dari berbagai pihak.
Tak lupa penulis berterimakasih kepada :
1.
Drs. Tori
Wibiyantoro, M.Pd selaku kepala sekolah di SMP Negeri 1 Pati.
2.
Harsiwi S,pd. ,
selaku guru bahasa Indonesia dan wali kelas penulis yang telah membimbing,
membantu, dan memberi petunjuk untuk membuat karya tulis ini.
3.
Orang Tua dan
keluarga, yang telah menyetujui dan mendukung pembuatan karya ilmiah ini.
4.
Rekan-rekan,
yang telah menemani dan bertukar informasi dengan penulis
5.
Dan juga semua
yang telah membantu menyelesaikan karya ilmiah ini yang tidak bisa disebutkan
satu-persatu
Berbagai upaya telah penulis lakukan untuk dapat menyusun tugas ini
untuk memenuhi
tugas Bahasa Indonesia.
Penulis
berusaha semaksimal mungkin
agar dapat meningkatkan mutu tugas ini, sehingga sesuai dengan keinginan pembaca. Penulis
menyadari bahwa tugas ini masih memiliki kekurangan. Untuk itu Penulis mohon
kritik dan saran yang
membangun
Pati, Januari
2014
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul .................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iii
BAB I
PENDAHULUAN ..................................................................................1
A.
Latar belakang
masalah .......................................................................................1
B.
Rumusan masalah .................................................................................. 3
C.
Tujuan karya
tulis .................................................................................. 3
D.
Manfaat karya
tulis ................................................................................ 3
BAB II LANDASAN
TEORI........................................................................... 4
A. Definisi
musik, lagu, karakter positif, dan anak bangsa......................... 4
BAB III PEMBAHASAN
............................................................................... 6
A.
Sejarah dan
perkembangan musik ........................................................ 6
B.
Peran musik
dalam kehidupan manusia .................................................. 6
C. Pembentukan karakter melalui kebiasaan ............................................. 9
D.
Membentuk
karakter dan jati diri bangsa melalui lagu (musik) ........... 10
E.
Lagu pembentuk
karakter positif anak bangsa .................................... 12
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan .......................................................................................... 14
B.
Saran .................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 16
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
masalah
Baru-baru
ini, banyak sekali band musik pop bermunculan di media ; Kotak, Armada, Ungu,
Sm*sh, Nidji, D’masiv, Cherrybelle, dll. Selain karena musiknya yang ringan dan
easy listenning, lagu-lagu dari band
pop modern itu mudah diterima masyarakat Indonesia. Musik mereka beraneka ragam
dan memiliki ciri khas masing-masing, hal ini membuat penikmat musik bebas
memilih jenis musik mana yang ia sukai.
Anak-anak
kecil hingga dewasa menyukai band-band muda tersebut, dimana lagu yang
dibawakan umumnya bercerita tentang cinta. Musik telah berjaya di Indonesia
sejak tahun 1970an, musik telah menjadi kebutuhan pokok masyarakat sebagai
hiburan dan tanpa sadar juga mempengaruhi jati diri dan karakter pendengar. Contohnya
saja, orang yang biasanya mendengarkan lagu-lagu cinta adalah orang yang sedang
bahagia hatinya, sebaliknya jika mereka mendengarkan lagu-lagu bertemakan putus
cinta, kegalauan, kehilangan, umumnya sedang merasakan depresi atau sedang
mengalami masalah dalam hidupnya, orang-orang yang depresi tadi
mendengarkan/menyanyikan lagu-lagu yang kiranya sesuai dengan apa yang ia alami
sebagai pengungkapan isi hati. Dengan mendengarkan musik atau menyanyikan lagu
yang sesuai dengan hati, kita bisa lebih rileks, lebih tenang, dan
tentram karena sudah meluapkan apa isi hati kita.
Dengan
memperhatikan kejadian di atas, tak mengherankan bila musik-musik yang
berkembang dan laris di pasaran pada zaman sekarang lebih dominan bertemakan cinta,
putus cinta, ataupun tema keseharian. Tak bisa dipungkiri memang, kebebasan
dalam berkarya membuat musisi berbondong-bondong menciptakan lagu mereka
sendiri dengan tema mereka sendiri. Sebagian musisi menciptakan lagu yang
bertema sedikit vulgar, contohnya saja “Cinta Satu Malam”, “Hamil Duluan”,
“Keong Racun” dll. Tentu lagu-lagu tersebut belum cocok untuk didengarkan oleh
anak - anak usia dini, lirik yang sebenarnya diperuntukan untuk dewasa ini,
karena musiknya yang asyik menjadi konsumsi anak-anak secara masal.
Anak-anak
yang merupakan generasi muda bangsa telah terdidik dengan lagu-lagu yang tak
sewajarnya, padahal di tangan merekalah masa depan bangsa ini akan diserahkan.
Orang tua tentu tidak bisa melarang anak untuk tidak mendengarkan musik sama
sekali demi menyelamatkan karakter bangsa, dalam kehidupan, ada yang baik dan
ada yang buruk. Begitupula lagu, ada yang baik, ada yang kurang baik. Orang tua
hanya perlu ‘menyaring’ musik-musik yang nanti akhirnya akan menjadi konsumsi
anaknya.
Berdasarkan
latar belakang masalah diatas, penulis tertarik untuk membahas dan mendalaminya
dengan membuat karya tulis ilmiah yang berjudul, “Pembentukan Karakter Positif
Anak Bangsa Melalui Musik”
B.
Rumusan masalah
Bagaimana
membentuk karakter positif anak bangsa melalui musik?
C.
Tujuan karya
tulis
Disusunnya
karya tulis ini bertujuan untuk :
1.
Mengetahui
manfaat musik dalam pembentukan karakter
2.
Musik-musik yang
dapat membentuk karakter dan jati diri
D.
Manfaat karya
tulis
Manfaat penulisan karya
tulis ini adalah :
1.
Memenuhi tugas
mata pelajaran bahasa Indonesia
2.
Menambah wawasan
pembaca tentang seni musik
3.
Membantu pembaca
untuk memanfaatkan musik sebaik-baiknya
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Definisi
musik, lagu, karakter positif, dan anak bangsa
Menurut kamus bahasa Indonesia,
musik adalah adalah ilmu atau seni menyusun nada atau suara dalam urutan,
kombinasi, dan hubungan temporal untuk menghasilkan komposisi (suara) yang
mempunyai kesatuan dan kesinambungan. Sedangkan menurut situs wikipedia musik
adalah bunyi yang diterima oleh individu dan
berbeda-beda berdasarkan sejarah, lokasi, budaya dan selera seseorang. Musik
juga dapat diartikan sebagai bunyi/kesan terhadap sesuatu yang ditangkap oleh
indera pendengar atau juga suatu karya seni dengan segenap unsur pokok dan
pendukungnya atau segala bunyi yang dihasilkan secara sengaja oleh seseorang
atau kumpulan dan disajikan sebagai musik.
Walaupun terdengar sama, namun
musik dengan lagu berbeda, musik lebih dominan kepada alat musik yang
menghasilkan bunyi, lagu adalah gabungan dari musik dan nyanyian. Menurut situs
wikipedia, lagu adalah gubahan seni
nada atau suara dalam urutan,
kombinasi, dan hubungan temporal (biasanya diiringi dengan alat musik) untuk menghasilkan gubahan musik yang mempunyai kesatuan
dan kesinambungan (mengandung irama), sedangkan nyanyian adalah syair yang
dilafalkan sesuai nada, ritme, birama, dan melodi tertentu hingga membentuk
harmoni. Nyanyian sering juga disebut sebagai lagu yang berarti gubahan seni
nada atau suara dalam urutan, kombinasi, dan hubungan temporal (biasanya
diiringi dengan alat musik) untuk menghasilkan gubahan musik yang mempunyai
kesatuan dan kesinambungan (mengandung irama).
Dengan demikian, maka
dipahami bahwa musik adalah suatu bunyi nada atau suara yang disusun sehingga
menghasilkan kesatuan dan kesinambungan bunyi yang dihasilkan secara sengaja
oleh seseorang atau sekelompok orang untuk didengar.
Karakter dapat dipahami sebagai watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil
internalisasi berbagai kebajikan (virtues)
yang diyakininya dan digunakannya sebagai landasan untuk cara pandang,
berpikir, bersikap, dan bertindak (Puskur, 2010). Lalu apa yang dimaksud dengan
karakter positif atau karakter yang baik?
Di setiap masyarakat, ada
tatanan nilai atau norma yang mengatur apa yang dianggap baik atau buruk.
Selain itu juga ada nilai agama dan budaya yang mendukungnya. Sehingga dapat
dikatakan bahwa karakter positif adalah sikap dan perilaku baik yang dapat
diterima dan sesuai dengan nilai budaya, agama dan norma masyarakat.
Anak bangsa sendiri berarti, anak yang kelak tumbuh
dewasa menjadi penerus dan penanggung jawab suatu bangsa.
BAB III
PEMBAHASAN
A.
Sejarah dan perkembangan
musik
Dalam sejarah perkembangan manusia musik sudah menjadi
budaya sejak zaman nenek moyang, terbukti dengan banyaknya suku
yang menyanyikan lagu sesuai dengan budayanya sendiri ketika upacara adat
berlagsung. Seni musik merupakan bagian dari proses kreatif manusia dalam
mengolah bunyi-bunyian yang tercipta oleh alam. Seiring
dengan perkembangan zaman musik pun ikut berkembang dengan macam dan jenis
alirannya yang semakin beraneka ragam, seperti: musik klasik, rakyat,
tradisional, keagamaan, blues, jazz, country, pop, rock dan lain-lain. Namun,
karena semakin variatifnya musik modern, musik tradisional yang harusnya
dilestarikan mulai tergeser.
B.
Peran musik
dalam kehidupan manusia
Musik sangat berperan pada perilaku
pendengarnya, apalagi bila pendengarnya menikmati musik tersebut. Nada lagu dan
rilik-riliknya akan menjadi bias pada pendengarnya, namun ada juga orang yang
mendengarkan lagu sebagai stimulus/penyemangat, contohnya :
1.
Seorang yang
sedang berhati sedih mendengarkan lagu-lagu yang sendu agar sesuai dengan
hatinya.
2.
Seorang yang
sedang berhati sedih mendengarkan lagu-lagu enerjik dengan nada gembira dengan
anggapan barangkali bisa merubah suasana hatinya yang semula sedih menjadi
gembira.
Lagu-lagu
bertemakan vulgar sering menjadi pro kontra dalam masyarakat, sebagian orang
tidak menyukai lagu – lagu berlirik vulgar (Hamil Duluan misalnya) sisanya
menyukai lagu itu dikarenakan lagu itu dikemas dengan kemasan yang apik, ringan, dan easy listenning. Contohnya :
1.
Orang pertama
mengatakan lagu itu (Hamil Duluan) tidak cocok menjadi konsumsi publik, dia
beranggapan bahwa lagu itu bisa ‘menginspirasi’ anak – anak zaman sekarang
untuk melakukan hal – hal yang sama dengan pesan di balik lirik lagu itu.
2.
Orang kedua
mengatakan bahwa lagu itu boleh, jika diteliti, lagu itu mengandung nada dan
lirik penyesalan seorang wanita yang hamil lebih dulu tanpa seorang suami. Kita
boleh belajar dari kesalahan orang lain untuk menjadi manusia yang lebih baik
dari wanita yang lebih dulu hamil yang diceritakan dalam lagu itu.
Nah, dari contoh di atas terlihat
sekali bagaimana apresiasi orang-orang mengenai musik ( seni), ada yang
menyambutnya dengan positif, ada yang tidak. Ternyata, dari 2 contoh kejadian
dan 4 tanggapan yang ada di atas, semuanya memiliki sisi positif.
1. Contoh pertama, orang pertama, mendengarkan lagu
sendu ketika hatinya sedang pilu agar bisa mencurahkan isi hatinya sebagai
‘curhatan’, lagu itu ibarat sebuah perwakilan ketika ia tidak mampu untuk menceritakan
masalahnya, tentu bila kita telah mencuarhkan isi hati, masalah – masalah yang
ada di hati terasa hilang. Membuat pikiran rileks, tenang, dan bisa berfikir
jernih sehingga mampu memikirkan jalan terbaik untuk memecahkan masalah yang
sedang menimpanya.
2. Contoh pertama, orang kedua, memilih mendengarkan
lagu – lagu gembira ketika hatinya sedang sedih, mengapa? Karena ia merasa
bahwa mendengarkan lagu sedih justru akan membuat dirinya semakin sedih, lebih
baik mendengarkan lagu – lagu gembira supaya masalah – masalah terasa
‘tersamarkan’ dan bisa semangat menyelesaikan masalahnya tadi
3. Contoh kedua, orang pertama, tidak setuju dengan
adanya lagu “Hamil Duluan” yang dilantukan penyanyi dangdut Tuti Wibowo ini.
Mengapa? Ia memilih untuk ‘main aman’, ia tak mau mengambil resiko, ia takut
bila lagu itu berdampak buruk bagi anak – anak yang sedang mencari jati diri,
jiki anak yang sedang mencari jati diri diberikan hal – hal yang kurang baik,
hal – hal itu akan tertanam di dirinya sampai tua nanti.
4. Contoh kedua, orang kedua, mengatakan bahwa lagu
“Hamil Duluan” boleh, mengapa? Ia beranggapan lagu itu adalah lagu penyesalan
seorang wanita yang hamil lebih dulu sebelum menikah. Adanya anggapan “Orang
bijak adalah orang yang bisa mengambil kesalahan orang lain sebagai pelajaran
untuk dirinya” menjadi alasan mengapa orang kedua itu mengatakan boleh. Namun,
diperlukan kesadaran untuk menentukan mana yang benar, mana yang salah. Yang
jadi masalah adalah ketika orang – orang menganggap lagu “Hamil Duluan” itu
benar, maka masyarakat akan meniru perbuatan wanita dalam lagu itu tadi.
Yang
bisa penulis simpulkan dari keterangan di atas adalah, baik buruknya suatu seni
itu tergantung bagaimana cara manusia menyikapinya. Walaupun begitu, alangkah
baiknya apabila lagu “Hamil Duluan” tadi didengarkan orang dewasa yang sudah
bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah, tidak semua anak – anak
mengetahui hal itu. Sayangnya musik – musik yang dikumandangkan
boyband/girlband zaman sekarang yang umumnya disenangi kaum muda tidak dibuat
dengan hati dan jiwa seni, makna yang diberikanpun sangat sedikit. Anak- anak
muda penerus bangsa seakarang bisa diibaratkan ‘kenyang’ akan makanan ringan
tak bervitamin. Yang dibutuhkan Indonesia sekarang adalah lagu – lagu yang bisa
membentuk karakter bangsa menjadi lebih baik.
C.
Pembentukan
karakter melalui kebiasaan
Pembentukan karakter dan jati diri berkaitan erat
dengan bagaimana kita membentuk kebiasaan dan membiasakan dalam kehidupan kita
sehingga terbentuklah karakter dan sifat dari kebiasaan. Jati diri seseorang
akan membedakan manusia satu dengan yang lain, yang membedakan manusia baik dan
buruk, maka jati diri suatu bangsa berguna untuk membedakan bangsa tersebut
dengan bangsa yang lain.
Untuk menentukan dan membangun jati diri, percaya
diri dan berpegang teguh pada prinsip merupakan faktor utama yang harus
dimiliki suatu bangsa. Dalam hal ini, petuah “Be yourself” atau “Jadilah dirimu
sendiri” sangatlah tepat. Namun melaksanakan hal ini bukanlah hal yang mudah,
untuk melakukannya, kita membutuhkan :
1.
Hasrat utuk
menemukan diri sendiri
2.
Menentukan
cita-cita
3.
Meninggalkan
sesuatu yang bersikap semu untuk memulai kehidupan yang nyata
4.
Memiliki
kemantapan hati untuk melangkah kedepan
5.
Memadumadankan
kecerdasan Intelektual, kecerdasan emosional, dan spiritual.
D. Membentuk karakter dan jati diri bangsa melalui lagu
(musik)
Musik masih menjadi salah satu media yang paling
banyak digemari masyarakat. Hal ini bisa dilihat dari semakin banyaknya para
pecinta musik di tanah air yang rela menghabiskan waktu dan uangnya untuk
menonton konser sang idola. Musik – musik yang didengar secara langsung atau
tak langsung akan mempengaruhi kepribadian, sikap, dan kejiwaan seseorang. Jika
ia sering mendengarkan lagu bertemakan keras dan perpecahan, ia akan tumbuh
menjadi seseorang yang keras dan tidak suka perdamaian, sesuai dengan anggapan
“Idolaku, panutanku”. Sebaliknya jika ia suka mendengarkan lagu lagu halus dan
bertema perdamaian ia akan berusaha menjadi seorang yang berjiwa sosial dan
cinta lingkungan.
Maka bisa disimpulkan bahwa mereka yang sering mendengarkan musik yang
bertemakan rasa patriot, maka ia akan menjadi pribadi yang patriot dan menjadi
pembela bagi bangsanya. Musik yang dapat menimbulkan rasa patriot dan bela
negara adalah semua jenis aliran/genre musik tetapi memiliki lirik tentang
patriotisme, persatuan dan kesatuan bangsa, cinta tanah air, bela negara, dan
realita kehidupan bangsa Indonesia saat ini yang dikemas secara menarik dengan
gaya bahasa yang lebih interaktif.
Lalu bagaimana caranya agar bangsa
bisa menanamkan nilai nilai karakter kebangsaan secara masal kepada masyarakat?
Jawabannya adalah dengan musik, mengapa harus musik?
1. Musik merupakan media paling digemari masyarakat,
dari balita sampai lansia .
2. Rakyat Indonesia menyukai sistem “belajar tanpa
beban”, dengan lagu, mereka bisa mempelajari liriknya, cukup duduk manis,
mendengarkan tanpa membaca sekalipun.
Namun sayangnya, hal itu sulit untuk
dilakukan. Kalangan awam berpendapat bahwa musik patriotik atau musik pembangun
karakter bangsa hanyalah musik kebangsaan yang dinyanyikan pada setiap hari
senin dan tanggal 17 Agustus saja. Hingga rasanya, jiwa patriotisme mereka
hanya tertanam pada hari tertentu – tertentu saja. Untuk itu, sangat dibutuhkan
PEMBIASAAN masyarakat untuk menyanyikan dan menanamkan makna dalam lagu
kebangsaan yang biasa dinyanyikan pada saat upacara.
Musik pembentuk karakter dan jati diri bangsa
bukan hanya terbatas pada musik atau lagu kebangsaan semata. Sebagaimana telah
dijelaskan sebelumnya bahwa perkembangan musik mengikuti perkembangan zaman
sehingga banyak sekali aliran-aliran dalam musik yang ada, seperti: musik
klasik, rakyat, tradisional, keagamaan, blues, jazz, country, pop, rock,
dangdut, melayu, dll. Namun yang ingin penulis tekankan disini adalah bukan
jenis-jenis aliran musik itu sendiri melainkan lirik atau tema dari musik.
Lirik atau tema atau juga isi dari musik itu sendiri lah yang akan lebih
mempengaruhi pemikiran seseorang karena ia seakan menasihati dirinya dengan
kata-kata atau isi dari musik yang ia dengar.
E. Lagu pembentuk karakter positif anak bangsa
Disini penulis memberikan beberapa contoh lagu yang dapat membentuk
karakter dan jati diri bangsa ini, antara lain :
Netral – Garuda di dadaku
Ayo
putra bangsa
Harumkan negeri ini
Jadikan kita bangga
Indonesia
Jayalah
negaraku
Tanah air tercinta
Indonesia raya
Jayalah negaraku
Tanah air tercinta
Indonesia raya
Garuda di dadaku
Garuda kebanggaanku
Ku yakin hari ini pasti menang.
Ismail Marzuki – Indonesia Pusaka
Indonesia tanah air beta
Pusaka abadi nan jaya
Indonesia sejak dulu kala
Tetap di puja-puja bangsa
Reff :
Di sana tempat lahir beta
Dibuai dibesarkan bunda
Tempat berlindung di hari tua
Tempat akhir menutup mata
Ismail
Marzuki – Gugur Bunga
betapa
hatiku takkan rindu
telah gugur pahlawanku
betapa hatiku takkan sedih
hamba ditinggal sendiri
siapa
kini pelipur lara
nan setia dan perwira
siapakah kini pahlawan hati
pembela bangsa sejati
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Musik adalah nada atau suara yang disusun
demikian rupa sehingga mengandung irama, lagu, dan keharmonisan (terutama yang
menggunakan alat-alat yang dapat menghasilkan bunyi itu). Pendapat orang
mengenai seni berbeda – beda, ada yang pro dan kontra. Musik memiliki peran dan
dampak yang besar terhadap terbentuknya karakter dan jati diri seseorang. Maka
dibutuhkan sebuah kebiasaan, mereka yang sering mendengarkan lagu – lagu bela
negara maka rasa bela negara akan selalu terlintas dibenaknya dan lambat laun
akan menjadi perilaku.
Musik yang bertemakan kebangsaan bukan
berarti harus menyanyikan lagu yang sama terus menerus, namun bisa mencakup
semua aliran musik selama lirik dan temanya masih berkenaan dengan rasa bela
negara.
B.
Saran
·
Untuk masyarakat indonesia :
Cobalah
biasakan untuk mendengar musik – musik kebangsaan, atau paling tidak yang
memiliki nilai plus.
·
Untuk musisi – musisi sekarang/penerus bangsa :
Di
zaman sekarang, musik musik kebangsaan sangatlah langka. Ciptakanlah lagu –
lagu yang sarat akan makna untuk menjadikan Indonesia menjadi bangsa yang lebih
baik.
Daftar Pustaka
·
Tanpa pengarang. 2009. Lagu.
http://id.wikipedia.org/wiki/Lagu (30
Januari 2014)
· Moon, Al. 2013. Bahasa Indonesia Sebagai
Identitas Bangsa. http://i-makalah.blogspot.com/2013/01/bahasa-indonesia-identitas-bangsa.html,
(30 Januari 2014)
·
Fauzi, Yusuf. 2011. Peran musik dalam
pembentukan karakter bangsa. http://yusuffauzi.wordpress.com/2011/08/08/peran-musik-dalam-membentuk-karakter-bangsa/
(30 Januari 2014)
Maaf kalau kurang rapi, ini karena dicopy dari ms. Word
NO COPY, hanya bisa dijadikan referensi saja. hargai penulis.
0 komentar:
Posting Komentar